ANALGETIK
Gambar 1. Sistem Saraf Pusat |
Analgetik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi SSP secara selektif. Dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit (meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit) tanpa mempenaruhi kesadaran.
Penggolongan analgetik :
1. Analgetik narkotika
Contoh : morfin, metadon, meperidin (petidin), fentanil, buprenorfin, dezosin, butorfanol, nalbufin, nalorfin, fentanil, buprenorfin, dezosin, butorfanol, nalbufin, nalorfin, dan pentazosin.
Analgetika narkotik dapat menekan fungsi SSP secara selektif. Mekanisme kerja analgesik dengan pengikatan obat dengan sisi reseptor khas pada sel dalam otak dan spinal cord.
a. Morfin
Efek analgetik : dengan mengurangi persepsi nyeri di otak (meningkatkan ambang nyeri), mengurangi respon psikologis terhadap nyeri (menimbulkan euforia), dan menyebabkan mengantuk/tidur (efek sedatif) walau ada nyeri. Diberikan secara per oral, injeksi IM, IV, SC, dan per iberikan secara per oral, injeksi IM, IV, SC, dan per rektal, durasinya rata-rata 4-6 jam. Diindikasikan untuk nyeri berat yang tak bisa dikurangi dengan analgetika non-opioid atau obat analgetik opioid lain yang lebih lemah efeknya.
Struktur yang memiliki peran penting dalam analgesik (dalam morfin) :
Ø Struktur bidang datar yang mengikat cincin aromatik obat melalui ikatan van der wall.
Ø Tempat anionik yang berinteraksi dengan pusat muatan positif obat.
Ø Lubang yang sesuai untuk –CH2-CH2- dari proyeksi cincin piperidin
Hubungan Struktur Aktifitas Turunan Morfin :
Ø Eterifikasi dan esterifikasi gugus hidroksil fenol akan menurunkan aktivitas analgesik
Ø Eterifikasi, esterifikasi, oksidasi atau penggantian gugus hidroksil alkohol dengan halogen atau hidrogen dapat meningkatkan aktivitas analgesik
Ø Perubahan gugus hidroksil alkohol dari posisi 6 ke posisi 8 menurunkan aktivitas analgesik.
Ø Pengubahan konfigurasi hidroksil pada c6 dapat meningkatkan aktivitas analgesik
Ø Hidrogenasi ikatan rangkap c7-c8 dapat menghasilkan efek yang sama atau lebih tinggi
Ø Substansi pada cincin aromatik akan mengurangi aktivitas analgesik
Ø Pemecahan jembatan eter antara c4 dan c5 menurunkan aktivitas
Ø Pembukaan cincin piperidin menyebabkan penurunan aktivitas
b. Metadon
Mempunyai efek analgetik mirip morfin, tetapi tidak begitu menimbulkan efek sedatif. Diberikan secara per oral, injeksi IM, dan SC. Dieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin (waktu ieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin (waktu paruhnya 25 jam) dan gejala withdrawal-nya tak sehebat morfin, tetapi terjadi dalam jangka waktu lebih lama. morfin, tetapi terjadi dalam jangka waktu lebih lama. Diindikasikan untuk analgetik pada nyeri hebat, dan juga iindikasikan untuk analgetik pada nyeri hebat, dan juga digunakan untuk mengobati ketergantungan heroin.
c. Meperidin (petidin)
Menimbulkan efek analgetik, efek euforia, efek sedatif, efek depresi nafas dan efek samping lain seperti morfin,kecuali konstipasi. Efek analgetiknya muncul lebih cepat daripada morfin, tetapi Efek analgetiknya muncul lebih cepat daripada morfin, tetapi durasi kerjanya lebih singkat, hanya 2-4 jam. Diindikasikan untuk obat praoperatif pada waktu anestesi iindikasikan untuk obat praoperatif pada waktu anestesi
dan untuk analgetik pada persalinan.
d. Fentanil
Merupakan opioid sintetik dengan efek analgetik 80x lebih kuat dari morfin, tetapi depresi nafas lebih jarang terjadi. Diberikan secara injeksi IV, dengan waktu paruh hanya 4 jam iberikan secara injeksi IV, dengan waktu paruh hanya 4 jam dan dapat digunakan sebagai obat praoperatif saat anestesi.
2. Analgetika non narkotik
Contoh: analgetik-antipiretik dan nsaid.
Analgetik non narkotik digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang ringan sampai moderat (analgetika ringan), juga sebagai antipiretik dan anti radang.
Mekanisme kerja analgesik dengan menghambat secara langsung dan selektif enzim pada SSP yang mengkatalisis prostaglandin yang mencegah sensitisasi reseptor rasa nyeri. Antipiretik dengan meningkatkan eliminasi panas. Antiradang dengan menghambat biosintesis prostaglandin dan mekanisme lainnya.
a. Derivat asam salisilat, misalnya aspirin
Mempunyai efek analgetik, anitipiretik, dan antiinflamasi. Efek samping utama : perpanjangan masa perdarahan, hepatotoksik (dosis besar) dan iritasi lambung. Diindikasikan pada demam, nyeri tidak spesifik seperti iindikasikan pada demam, nyeri tidak spesifik seperti sakit kepala, nyeri otot dan sendi (artritis rematoid). sakit kepala, nyeri otot dan sendi (artritis rematoid). Aspirin juga digunakan untuk pencegahan terjadinya trombus (bekuan darah) pada pembuluh darah koroner jantung dan pembuluh darah otak
Hubungan struktur aktivitas :
Ø Senyawa anion salisilat aktif sebagai antiradang, gugus karboksilat penting untuk aktivitas dan letak gugus hidroksil harus berdekatan dengannya.
Ø Turunan halogen dapat meningkatkan aktivitas tetapi toksisitas lebih besar
Ø Adanya gugus amino pada posisi 4 akan menghilangkan aktivitas
Ø Pemasukkan gugus metil pada posisi 3 menyebabkan metabolisme (hidrolisis gugus asetil) menjadi lebih lambat.
Ø Adanya gugus aril yang hidrofob pada posisi 5 dapat meningkatkan aktivitas.
b. Derivat paraaminofenol, misalnya parasetamol
Merupakan penghambat prostaglandin yang lemah. Parasetamol mempunyai efek analgetik dan antipiretik, Parasetamol mempunyai efek analgetik dan antipiretik, tetapi kemampuan antiinflamasinya sangat lemah. Intoksikasi akut parasetamol adalah N-asetilsistein, yang harus diberikan dalam 24 jam sejak intake parasetamol.
c. Derivat asam propionat, misalnya ibuprofen.
Mempunyai efek analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi, namun efek antiinflamasinya memerlukan dosis lebih besar. Efek sampingnya ringan, seperti sakit kepala dan iritasi dan iritasi lambung ringan.
d. Derivat asam fenamat, misalnya asam mefenamat
Mempunyai efek analgetik dan antiinflamasi, tetapi tidak empunyai efek analgetik dan antiinflamasi, tetapi tidak memberikan efek antipiretik.
e. Derivat asam fenilasetat, misalnya diklofenak.
Diberikan untuk antiinflamasi dan bisa diberikan untuk terapi simtomatik jangka panjang untuk artritis rematoid, terapi simtomatik jangka panjang untuk artritis rematoid, osteoartritis, dan spondilitis ankilosa.
f. Derivat asam asetat indol, misalnya indometasin.
Mempunyai efek antipiretik, antiinflamasi dan analgetik sebanding dengan aspirin, tetapi lebih toksik.
g. Derivat pirazolon, misalnya fenilbutazon dan oksifenbutazon
Hanya digunakan untuk antiinflamasi danmempunyai efek meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin, sehingga bisa digunakan pada artritis melalui urin, sehingga bisa digunakan pada artritis gout.
h. Derivat oksikam, misalnya piroksikam dan meloksikam.
Hanya diindikasikan untuk inflamasi sendi
Kelompok Obat Gout
Pada keadaan akut : kolkisin, fenilbutazon, dan indometasin.
Mengurangi kadar asam urat : probenesid, allopurinol dan sulfinpirazon.
1) Kolkisin
Merupakan obat antiinflamasi khusus untuk gout, tetapi tidak mempengaruhi kadar asam urat dan diindikasikan sebagai terapi pada gout akut dan profilaksis pada sebagai terapi pada gout akut dan profilaksis pada keadaan kronis.
2) Probenesid
Menghambat reabsorpsi asam urat di ginjal.
3) Allopurinol
Mampu menurunkan kadar asam urat dengan cara menghambat tahap terakhir pada biosintesis asam urat menghambat tahap terakhir pada biosintesis asam urat dan biasa digunakan untuk mengobati gout kronik.
4) Sulfinpirazon
Menghambat reabsorbsi asam urat di ginjal.
Perhatian :
1. Bagaimana cara menentukan hubungan struktur dan aktifitas dari obat analgetik?
2. Apakah Obat analagetik aman jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama?
3. Bagaimana menentukan site target dari obat analgetik ?
4. Bagaimana mekanisme nyeri?
5. Apa saja ikatan yang terjadi antara obat dengan reseptor?
Perhatian :
1. Bagaimana cara menentukan hubungan struktur dan aktifitas dari obat analgetik?
2. Apakah Obat analagetik aman jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama?
3. Bagaimana menentukan site target dari obat analgetik ?
4. Bagaimana mekanisme nyeri?
5. Apa saja ikatan yang terjadi antara obat dengan reseptor?
Apakah boleh analgetik narkotik dan non narkotik dikombinasikan? Apakah tidak akan menimbulkan efek yang serius?
BalasHapusMengombinasikan obat analgetik narkotik dan non narkotik diperbolehkan dalam hal tertentu.
HapusNyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu : obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal, obat perifer bersama kodein atau tramadol, obat sentral (Opioid) peroral atau rectal, obat Opioid parenteral.
Guna memperkuat analgetik dapat dikombinasikan dengan co-analgetikum, seperti psikofarmaka (amitriptilin, levopromazin atau prednisone).
Zat-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali dengan tingkat kerja yang terletak di Sistem Saraf Pusat.
Umumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia). Dapat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik (ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan.
saya akan mncoba mnjwab prtnyaan nmr 2
BalasHapusmnrt saya bole boleh saja mnggunakan obat ini dlm jangka pjg akan tetapi penggunaannya hnya sebatas jika mengalami rasa nyeri saja dan ada batasannya misal mnggunakannya smnggu sekali usahakan agar jgn trlalu berdekatan mnggunakan obat ini
HapusPenngunaan obat analgetik dalam waktu lama sebenarnya tidak dianjurkan.
Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia, Dr. Dharmeizar, Sp.PD – KGH mengatakan bahwa sebaiknya hindari penggunaan obat-obatan analgetik dan obat rematik dalam jangka waktu lama karena dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Jika seseorang hanya mengalami sakit kepala biasa maka sebaiknya beristirahat yang cukup. Istirahat merupakan cara awal untuk menghilangkan sakit kepala yang biasanya disebabkan oleh stres. Namun, jika ternyata sakit kepala terjadi secara terus menerus maka periksalah ke dokter agar dapat ditangani dengan benar dan dosis yang sesuai.
HapusHalo kak, sebaiknya jangan digunakan dalam jangka panjang. Sebaiknya pemakaian analgetika segera dihentikan jika telah sembuh
HapusNmr 5. Tipe ikatan kimia yang terlibat dalam interaksi obat reseptor antara lain adalah ikatan-ikatan kovalen, ion-ion yang saling memperkuat (reinforce ions), ion (elektrostatik), hidrogen, ion-dipol, dipol-dipol, van der Waal’s, ikatan hidrofob dan transfer muatan.
BalasHapus2. dari beberpa penelitian menyatakan bahwa analgetik tidak baik jika digunakan dalam waktu yang lama, karena berdampakpada kerusakan saraf dan organ, terutama hati dan ginjal
BalasHapusya saya setuju dengan pernyataan saudari yanti.
Hapusdari beberapa artikel yang saya baca, obat golongan analgetik tidak disarankan penggunaannya dalam waktu yang lama, karena menimbulkan efek samping yang lebih besar.
misalnya:
analgetik non narkotik penggunaan jangka panjang menyebabkan ulcer.
sedangkan analgetik narkotik jika digunakan dalam jangka panjang maka akan mempengaruhi ssp.
Saya setuju dengan jawaban kakak
HapusSalah satu efek samping yang timbul dr penggunaan analgetik narkotik yaitu halusinasi dan sedasi
Sementara kerusakan yang terjadi pada organ akibat pengonsumsian analgetik non narkotik yaitu hepatotoksik karena obat tsb di metabolisme di hati
3. menentukan site target dari obat analgetik dengan mengidentifikasi farmaofornya
BalasHapussaya akan menambahkan pendapat yanti, hal tersebut bisa dilakukan dengan aplikasi komputering untuk menghemat waktu dan biaya
Hapusnantinya dari farmakopor akan dianalisa berdasarkan ikatan dan sifat nya barulah ditentukan site targetnya
Hapus4. Mekanisme nyeri
BalasHapusadalah sebagai berikut rangsangan diterima oleh reseptor nyeri, diubah dalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri,impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri
Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.
HapusSerabut Aδ berperan dalam menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan "nyeri Lambat" dan menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.
Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.
5. hba, hbd,
BalasHapussaya akan menambahkan tipe ikatan kimia yang terlibat dalam interaksi obat reseptor antara lain adalah ikatan-ikatan kovalen, ion-ion yang saling memperkuat (reinforce ions), ion (elektrostatik), hidrogen, ion-dipol, dipol-dipol, van der Waal’s, ikatan hidrofob dan transfer muatan.
BalasHapus5. Ikatan hba dan hbd.
BalasHapusnomor 4 yaitu Mekanisme terjadinya nyeri adalah sebagai berikut rangsangan(mekanik, termal atau Kimia) diterima oleh reseptor nyeri yang ada di hampir setiap jaringan tubuh, Rangsangan ini di ubah kedalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri (rasa nyeri yang kita alami).
BalasHapusno.4
BalasHapusReseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.
Serabut Aδ berperan dalam menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan "nyeri Lambat" dan menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.
Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.
Ikatan ionik, HBA dan HBD
BalasHapus4. a. Proses Transduksi
BalasHapusProses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf.
b. Proses Transmisi
Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spino thalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis
c.Proses Modulasi
Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat (medulla spinalis dan otak)
d. Proses Persepsi
Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi, transmisi dan modulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu proses subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri,
ara menentukan hubungan struktur dan aktifitas dari obat analgetik dapat dengan SAR atau QSAR. metode ini terdapat paramater-parameter tertentu, sehingga dapat diketahui apakah modifikasi struktur yang dilakukan meningkatkan efek terapi dan menurunkan efek samping atau sebaliknya.
BalasHapusobat analgetik tidak baik jika dikonsumsi dalam jangka panjang karena akan menimbulkan efek samping yang dapat merugikan tubuh dan dapat juga terjadinya over dosis
BalasHapusmekanisme nyeri berawal dari rangsangan-rangsangan mekanis, fisik, atau kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir, atau jaringan- jaringan (organ-organ) lain. Dari tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris keSistem Saraf Pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke thalamus dan kemudian ke pusatnyeri di dalam otak besar, dimana rangsangan dirasakan sebagai nyeri..
BalasHapus